Thursday, October 31, 2013

SOAL JAWAB TAJWID

SOAL TANYA JAWAB TAJWID

Pertanyaan Tajwid


Soal 1 : Apa yang dinamakan Ta’awwudz?
Jawab : Yang dinamakan Ta’awwudz ialah membaca أعوذ بالله من الشيطان الرجيم

Soal 2 : Bagaimana hukum membaca ta’awwudz?
Jawab : Hukum Membaca Ta’awwudz ialah sunnah ketika akan membaca Al-Qur’an

Soal 3 : Apakah yang dinamakan Basmalah?
Jawab : Yang dinamakan Basmalah ialah membaca بسم الله الرحمن الرحيم

Soal 4 : Ada berapa hukum membaca Basmalah?
Jawab : Hukum Membaca Basmalah ada 5, yaitu:
1. Wajib : Yaitu dipermulaan surat Al-Fatihah
2. Sunnah : Yaitu dipermulaan surat kecuali surat Al-Fatihah dan surat At-Taubah
3. Jaiz : Yaitu dipertengahan  surat,  dipertengahan surat At-Taubah
4. Makruh : Yaitu dipertengahan surat At-Taubah
5. Haram : Yaitu di permulaan surat At-Taubah

Soal 5 : Hukum Nun Sukun atau Tanwin ada berapa? sebutkan!
Jawab : Hukum Nun Sukun atau Tanwin ada 5 yaitu :
1. Idzhar Halqi
2.  Idghom bigunnah
3.  Idghom bilagunnah
4.  Iqlab
5.  Ikhfa' Haqiqi

Soal 6  : Apa yg dinamakan Idzhar Halqi? Berikan Contohnya!
Jawab  : yang dinamakan Idzhar Halqi ialah nun sukun atau tanwin bertemu salah satu huruf 6, yaitu:  خ ع غ ه أح dibaca jelas.
 Contoh: وينئون , وجنت الفافا , من خير , عليما خبيرا

Soal 7 : Apa yg dinamakan Idghom Bigunnah?  Berikan contohnya!
Jawab : yg dinamakan Idghom Bigunnah ialah nun sukun atau tanwin bertemu salah satu huruf  4, yaitu: ي ن م و. Dibaca dengung 1 alif/ 2 harokat.
Contoh:    ومن يؤمن , من نذير

Soal 8 : Apa yg dinamakan Idghom Bila Ghunnah? Berikan contohnya!
Jawab  : yg dinamakan Idghom Bila Gunnah ialah nun sukun atau tanwin bertemu salah satu huruf ل ر  dibaca jelas. Contoh:    من لدنه , من ربهم

Soal 9  : Apa yg dinamakan Iqlab? Berikan contohnya!
Jawab  : Yang dinamakan Iqlab ialah nun sukun atau tanwin bertemu huruf ب  dibaca seperti mim sukun. Contoh:    من م بعدي

Soal 10 : Apa yang dinamakan Ikhfa' Haqiqi? Berikan contohnya!
Jawab : Yang dinamakan Ikhfa' Haqiqi ialah nun sukun atau tanwin bertemu salah satu huruf 15  yaitu    ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ق ك . dibaca samar 1 alif/2 harokat.
contoh:   كنتم , منضود


Soal 11 : Apa yang dinamakan idzhar mutlaq?
Jawab : yang dinamakan Idzhar mutlaq ialah idzhar yang tidak ada nama tertentu.

Soal 12 : Hukum  idzhar mutlaq ada berapa? Sebutkan!
Jawab : Hukum idzhar mutlaq ada 2, yaitu:
1. Nun sukun bertemu wawu atau ya dalam satu kalimah, di Al-Qur’an hanya ada 4, yaitu: الدنيا , بنيان , صنوان , قنوان
2. Nun sukun dalam huruf bertemu wawu. Di Alqur’an hanya ada 2, yaitu:
 والقرءان الحكيم , ن ỡ والقلم وما يسطرون يس ỡ

Soal 13 : Hukum Mim sukun ada berapa?,sebutkan!
Jawab : Hukum Mim sukun ada 3 yaitu :
1.  Idghom Mitsli
2.  Ikhfa' Syafawi
3.  Idzhar syafawi

Soal 14 : Apa yang dinamakan idghom Mitsli? Berikan contohnya!
Jawab : Yang dinamakan idghom Mistli ialah mim sukun bertemu mim,dibaca dengung 1 alif/2 harokat. Contoh :
لهم مغفرة , ومنهم مقتصد

Soal 15 : Apa yang dinamakan Ikhfa' Syafawi? Berikan contohnya !
Jawab  : Yang dinamakan ikhfa' Syafawi ialah mim suku bertemu ba, dibaca dengung 1 alif/2 harokat.. Contoh :
 وماهم بمؤمنين , يعظكم به

Soal 16 : Apa yang dinamakan idzhar Syafawi? Berikan contohnya!
Jawab  : yang dinamakan Idzhar Syafawi ialah mim sukun bertemu huruf hijaiyah selain mim dan ba,dibaca jelas. Contoh :   عليهم , ذ لكم خيرلكم أنعمت

Soal 17 : Apa yang dinamakan Gunnah Musyaddadah? Beri Contohnya!
Jawab : yang dinamakan Gunnah Musyaddadah ialah, setiap Huruf Nun atau Mim Yang bertasydid dalam ilmu tajwid namanya Gunnah Musyaddadah. Contoh:
 فإمّا, إنّا ,  إنّكم

Soal 18 : Apa yang dinamakan idghom Mutamasilain?
Jawab : yang dinamakan Idghom Mutamasilain ialah huruf sukun bertemu huruf yang sama makhroj dan sifatnya. Contoh:
إذ ذهب , ولايغتب بعضكم

Soal 19 : Apa yang dinamakan idghom Mutajanisain?
Jawab : yang dinamakan idghom Mutajaniain ialah huruf sukun bertemu huruf yang sama makhroj tapi berbeda sifatnya. Di Al-Qur’an hanya ada 7, yaitu:
لقد تاب د – ت أجيبت دعوتكما ت – د
ما فرطت ط - ت فئامنت طّائفة ت - ط
إذ ظلمتم ذ - ظ يلهث ذلك ث - ذ
يبني اركب معنا ب - م


Soal 20 : apa yang dinamakan idghom Mutaqoribain?
Jawab : yang dinamakan Idghom mutaqoribain ialah huruf sukun bertemu huruf yang berdekatan makhroj dan sifatnya. Di Al-Qur’an hanya ada 2, yaitu:


Soal 21 : Hukum al ta’rif ada berapa?
Jawab : Hukum Al Ta’rif ada 2 yaitu:
1. Idzhar Qomariy
2. Idghom Syamsiy

Soal 22 : Apa yang dinamakan idzhar Qomariy? Berikan contohnya!
Jawab : yang dinamakan Idzhar Qomariy ialah alta’rif bertemu salah satu huruf qomariyah 14, yaitu: ب - ج ح خ - ع غ ف ق ك - م و ه ء ي  contoh البديع , الجبار , التين , اليقين

Soal 23 : Apa yang dinamakan idghom syamsiy?berikan contohnya1
Jawab : yang dinamakan Idghom syamsiy ialah alta’rif bertemu salah satu huruf syamsiyah 14, yaitu: ت ث – د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ – ل ن  contoh:التواب , الثابت , الصبور , النافع

Soal 24 : Huruf Qolqolah ada berapa? Sebutkan!
Jawab : Huruf Qolqolah ada 5 yaitu ب ج د ط ق

Soal 25 : Hukum Qolqolah ada berapa? Sebutkan!
Jawab : Hukum Qolqolah ada 2 yaitu:
1. Qolqolah Shugro
2. Qolqolah Kubro

Soal 26 : Apa yang dinamakan Qolqolah Sughro? Berikan contohnya!
Jawab  : yang dinamakan Qolqolah Sughro ialah Huruf Qolqolah yang sukunnya asli, contoh :  من قبلكم , فاجعل , أدخلوا , يطمع , يقبل

Soal 27 : Apa yang dinamakan Qolqolah Kubro? Beri contohnya!
Jawab : yang dinamakan Qolqolah Kubro ialah Huruf Qolqolah yang sukunnya baru karena Waqof, contoh : وقب – وقبْ , حسد – حسدْ , محيط - محيطْ

Soal 28 : Huruf isti’la’ ada berapa? Sebutkan! dan juga dibaca apa?
Jawab : Huruf isti’la’ ada 7, yaitu: خ – ص ض ط ظ – غ ق  dan juga dinamakan huruf tafkhim karena harus dibaca tebal

Soal 29 : Hukum lam Jalalah ada berapa? Sebutkan!
Jawab : Hukum lam Jalalah ada 2 yaitu :
1.  Tafkhim
2.  Tarqiq

Soal 30 : Sebutkan lam Jalalah yang dibaca tafkim,beri contohnya!
Jawab : dibaca tafkhim apabila lam Jalalah didahului Harokat fathah atau dlummah, contoh : ان الله  ,  , عليه الله   رسول الله


Soal 31 : Sebutkan lam Jalalah yang dibaca tarqiq? Beri contohnya!
Jawab  : dibaca tarqiq apabila lam Jalalah didahului Harokat Kasroh,contoh :
لله  , بذكرالله , افى الله

Soal 32 : Hukum Ro ada berapa? Sebutkan!
Jawab : Hukum Ro ada 3 yaitu :
1. Ro Tafkhim
2. Ro tarqiq
3. Ro boleh Tafkhim atau Tarqiq

Soal 33 : sebutkan ro yang dibaca tafkhim!
Jawab : ro yang dibaca tafkhim ada 6, yaitu:
1. Ro fathah, ro fathatain رسولا , شاكرا
2. Ro dlommah, ro dlommatain رزقنا , غفور حليم
3. Ro sukun didahului fathah / dlommah مرسلون , مرقدنا
4. Ro sukun bertemu salah satu huruf لبالمرصاد , مرصادا , قرطاس , فرقة
5. Ro sukun didahului hamzah wasol إرحمهما
6. Ro sukun karena waqof didahului huruf sukun selain Ya yang sebelumnya ada fathah/ dlommah والعصر , لفي خسر

Soal 34 : Sebutkan ro yang dibaca tarqiq!
Jawab : ro yang dibaca tarqiq ada 4, yaitu:
1. Ro kasroh ro kasrotain رجال , بحورعين
2. Ro sukun didahului kasroh فاصبر , مرية
3. Ro sukun karena waqof didahului ya sukun خير , قدير
4. Ro sukun karena waqof didahului huruf sukun yang sebelumnya ada kasroh سحر , ذكر

Soal 35 : sebutkan ro yang boleh dibaca tafkhim atau tarqiq?
Jawab : ro yang boleh dibaca tafkhim atau tarqiq di Al-Qur’an hanya ada 7, yaitu:
1.  كل فرق
2.  عين القطر
3.  مصر
4.  ونذر
5.  فأسر
6.  أن أسر
7.  إذا يسر

Soal 36 : apa yang dinamakan mad?
Jawab : yang dinamakan mad ialah memanjangkan huruf mad
Soal 37 : huruf mad ada berapa?
Jawab : huruf mad ada 3, yaitu:
1. Alif sukun didahului fathah
2. Ya sukun didahului kasroh
3. Wawu sukun didahului dlommah, seperti: نوحيها

Soal 36 : Hukum mad dibagi berapa?
Jawab : Hukum mad dibagi 2, yaitu:
1. Mad ashliy مد اصلى
2. Mad far’iy مد فرعى

Soal 37 : apa yang dinamakan mad asli?
Jawab : yang dinamakan mad asli ialah mad yang panjangnya 1 alif karena tidak bertemu hamzah, sukun, atau tasydid.

Soal 38 : mad asli ada berapa?
Jawab : mad asli ada 6, yaitu:
1. Mad Thobi’i مد طبيعي
2. Mad Thobi’i Harfiy مد طبيعي حرفى
3. Mad Iwadl مد عوض
4. Mad Tamkin مد تمكين
5. Mad Badal مد بدل
6. Mad Shilah Qoshiroh مد صله قصيره

Soal 39 : Apa yang dinamakan dengan mad thobi’iy?
Jawab : Yang dinamakan mad thobi’iy ialah huruf mad yang tidak bertemu hamzah sukun atau tasydid, panjangnya 1 alif/ 2 harokat. Contoh: قالوا , قيل , قولوا

Soal 40 : apa yang dinamakan dengan mad thobi’iy harfiy?
Jawab : yang dinamakan mad thobi’iy harfiy ialah mad thobi’iy yang ada di huruf  ha ya tho ha ro ( ح ي ط ه ر) contoh: طه , حم


Soal 41 : apa yang dinamakan dengan mad iwadl?
Jawab : mad iwadl ialah harokat fathatain dibaca waqof selai ta marbuthoh. Panjangnya 1 alif /2 harokat. Contoh : رحيمًا - رحيما

Soal 42 : apa yang dinamakan dengan mad tamkin?
Jawab : yang dinamakan mad tamkin ialah ya kasroh bertasydid brtemu ya sukun. Panjangnya 1 alif/ 2 harokat. Contoh: عليين , ربنيين , للحواريين

Soal 43 : apa yang dinamakan mad badal?
Jawab : yang dinamakan mad badal ialah setiap hamzah yang dibaca panjang. Panjangnya 1 alif/ 2 harokat. Contoh: ءاتنا , ايمنا , اوتوا

Soal 44 : apa yang dinamakan dengan mad shilah?
Jawab : yang dinamakan mad shilah ialah setiap hu dan hi yang dibaca panjang

Soal 45 : mad shilah ada berapa?
Jawab : mad shilah ada 2, yaitu: mad shilah qosyiroh dan mad shilah thowilah

Soal 46 : apa yang dinamakan mad shilah qosyiroh?
Jawab : yang dinamakan mad shilah qoshiroh ialah mad shilah yang tidak bertemu hamzah. Panjangnya 1 alif/ 2 harokat. Contoh: من دونه ملتحدا , انهو هو

Soal 47 : apa yang dinamakan mad far’iy?
Jawab : yang dinamakan mad far’iy ialah mad yang panjangnya lebih dari 1 alif karena bertemu hamzah, sukun atau tasydid

Soal 48 : mad far’iy ada berapa?
Jawab : mad far’iy ada 10, yaitu:
1. Mad Wajib Muttashil مد واجب متصل
2. Mad Jaiz Munfashil مد جائز منفصل
3. Mad Shilah Thowilah مد صله طويله
4. Mad Aridl Lissukun مد عارض للسكون
5. Mad Lin مد لين
6. Mad Lazim Kilmi Mukhoffaf مد لازم كلمي مخفف
7. Mad Lazim Kilmi Mutsaqqol مد لازم كلمي مثقل
8. Mad Lazim Harfi Mukhoffaf مد لازم حرفي مخفف
9. Mad Lazim Harfiy Mutsaqqol  مد لازم حرفي مثقل
10. Mad Farq مد فرق

Soal 49 : apa yang dinamakan Mad Wajib Muttashil?
Jawab : yang dinamakan Mad Wajib Muttashil ialah huruf mad bertemu hamzah dalam satu kalimah. Panjangnya 2 ½ alif/ 5 harokat. Contoh:  ءاباؤنا , اشرركؤكم , انبياء , اولئك

Soal 50 : apa yang dinamakan Mad Jaiz Munfashil?
Jawab : yang dinamakan Mad jaiz Munfashil ialah huruf mad bertemu hamzah(berbentuk alif) dilain kalimah. Panjangnya 2 ½ alif/ 5 harokat. Contoh:  يأيها , لااله إلاهو , هؤلاء


Soal 51 : apa yang dinamakan dengan Mad Shilah Thowilah?
Jawab : Yang dinamakan Mad Shilah Thowilah ialam mad Shilah yang bertemu hamzah. Panjangnya 2 ½ alif/ 5 harokat. Contoh: من دونه الها , عنده و إلا

Soal 53 : apa yang dinamakan dengan Mad Aridl Lissukun?
Jawab : Yang dinamakan Mad Aridl Lissukun ialah huruf mad bertemu sukun karena dibaca waqof. Panjangnya boleh 1, 2 atau 3 alif (2, 4 atau 6 hrokat). Contoh: لغفار – لغفار , شكور – شكور , عظيم - عظيم

Soal 54 : apa yang dinamakan Mad Lin?
Jawab : Yang dinamakan Mad Lin ialah wawu sukun atau ya sukun yang didahuui fathah bertemu sukun karena dibaca waqof. Panjangnya boleh 1, 2 atau 3 alif (2, 4 atau 6 hrokat). Contoh: خير– خيرْ , قوم - قوم

Soal 55 : apa yang dinamakan dengan Mad Lazim Kilmi Mukhoffaf?
Jawab : Yang dinamakan Mad lazim Kilmi Mukhoffaf ialah huruf mad bertemu sukun asli dalam satu kalimah. Panjangnya 3 alif/ 6 harokat. Contoh: ءالئن وقدكنتم , ءالئن وقد عصيت

Soal 56 : Apa yang dinamakan Mad lazim Kilmiy Mutsaqqol?
Jawab : Yang dinamakan Mad Lazim Kilmiy Mutsaqqol ialah Huruf Mad bertemu Tasydid dalam satu kalimah. Panjang nya 3 alif/6 harokat. Contoh: ءالله ,  ءالذكرين , تامرونى , الطامة

Soal 57 : Apa yang dinamakan Mad Lazim Harfiy Mukhoffaf?
Jawab : Yang dinamakan Mad Lazim Harfiy Mukhoffaf ialah Huruf Mad bertemu sukun dalam huruf. PAnjangnya 3alif/6 harokat. Contoh: الر , ص , ق , ن, حم , يس

Soal 58 : Apa yang dinamakan Mad Lazim Harfiy Mutsaqqol?
Jawab : Yang dinamakan Mad Lazim Harfiy Mutsaqqol ialah huruf mad bertemu sukun yang dibaca idghom dalam huruf. Panjangnya 3 Alif/6 harokat. Contoh: الم , المص , المر , طسم

Soal 59 : Huruf Mad Lazim Harfiy ada berapa?
Jawab : huruf mad Lazim Harfiy ada 8, yaitu : ن ق ص ع س ل ك م

Soal 60 : Apa yang dinamakan Mad Farq?
Jawab : Yang dinamakan Mad Farq ialah Hamzah bertemu Al-Ta’rif dibaca panjang. Panjangnya 3 Alif/6 harokat, contoh: ءالئن , ءالله , قل ءالذكرين

LATIHAN TAJWID 2

UJIAN PENILAIAN 1 KAJIAN TINDAKAN
Arahan : Jawab semua soalan
1.Hukum nun sukun dan tanwin terbahagi kepada lima jenis . Antaranya ialah ;
  a) Izhar Syafawi
  b) Ihfak hakiki
  c) Idgham Mislain
  d) Ihfak Syafawi
2.Antara berikut merupakan jenis hukum mim sakinah kecuali ;
  a) Izhar Syafawi
  b) Iklab
  c) Idgham Mislain
  d) Ihfak Syafawi
3.  Huruf Hijaiyyah (ر   dan ل) merujuk kepada hukum ;
  a) Idgham Bila Ghunnah
  b) Iklab
  c) Idgham Mislain
  d) Ihfak Syafawi
4.Huruf Hijaiyyah (  م  dan و) merujuk kepada hukum ;
  a) Idgham Maal Ghunnah
  b) Iklab
  c) Idgham Mislain
  d) Ihfak Syafawi


LATIHAN TAJWID 1

Latihan tajwid


Latih tubi tajwid 

Jawab soalan dibawah :
1.Huruf Hijaiyyah :
ر
ذ
د
خ
ح
ج
ث
ت
ب
ا
ف
غ
ع
ظ
ط
ض
ص
ش
س
ز
ى
ء
لا
ه
و
ن
م
ل
ك
ق

2.Hukum nun mati dan tanwin :
Bil.
Hukum tajwid
Huruf
Contoh
Cara bacaan
1.

Izhar halki



2.

Idgham maal ghunnah



3.

Idgham bila ghunnah



4.

Iqlab



5.
Ikhfa’ Hakiki





2.Hukum mim mati
م


Bil.
Hukum tajwid
Huruf
Contoh
Cara bacaan
1.
Idgham mislain




2.
Ikhfaa’ Syafawi




3.
Izhar Syafawi







3.Hukum mad :
Alif mati sebelumnya baris atas
Ya mati sebelumnya baris bawah
Waw mati sebelumnya baris depan

Bil.
Hukum tajwid
Catatan
Contoh
Cara bacaan
1
Mad Wajib Muttasil

Satu kalimah


2
Mad Jaiz Munfasil

Dua kalimah berasingan


3
Mad Silah Qasirah

Huruf ha satu kalimah


4
Mad Silah Towilah

Huruf ha dua kalimah


5
Mad Iwad

Tanwin/baris dua atas


6
Mad arid li sukun

Bila wakaf/berhenti


7
Mad Badal

Alif panjang



4.Hukum lain :
Bil.
Hukum tajwid
Catatan
Contoh
Cara bacaan
1.
Qalqalah
-Sughra
-Kubra
ق ط ب ج د

Berdetak
2.
Alif lam qamariah

Alim lam baris mati

Membunyikan huruf lam
3.
Alif lam syamsiah

Alim lam bersabdu

Menyembunyikan
lam
4.
Wajibal ghunnah

Nun/mim ada sabdu

Dengung

TANDA WAQAF


 Apa itu waqaf?
Wakaf daripada segi bahasa bermakna berhenti.

Daripada segi istilahnya;
Memberhentikan bacaan seketika ataupun terputus suara (nafas) di hujung atau di akhir ayat.

Dalam Alquran Rasm Uthmani, ada beberapa jenis tanda wakaf yang ditulis. Tanda-tanda ini biasanya terletak pada pertengahan ayat.
****

Fungsi waqaf

Fungsi waqaf adalah bagi membantu kita berhenti dan mengambil semula nafas. Berhenti (wakaf) pada tempat yang betul dapat memelihara makna Alquran.

Apa kesan jika kita waqaf di tempat yang salah?

Apabila kita wakaf di tempat yang salah, takut-takut kita akan merosakkan kesempurnaan makna ayat. Dengan makna lain, kita boleh jadi berdosa!

****
Secara asasnya, tanda waqaf ini dibuat bagi memelihara makna Alquran.
Apabila kita membaca Alquran, kita tahu ingin berhenti waqaf di tempat yang sepatutnya.
Lainlah jika kita ni memang mahir dan tiada masalah untuk menguasai Bahasa Arab!

Pelbagai tanda Wakaf Alquran

Disini kita lihat beberapa tanda yang biasa dijumpai dalam Alquran Rasm Uthmani. Ada 6 tanda waqaf yang biasa kita dapat lihat dalam Alquran Rasm Uthmani.

Tanda-Tanda Waqaf Dalam Alquran

Imej yang berkaitan


Walaupun telah diletakkan tanda-tanda pada Alquran, namun masih ramai lagi yang gagal untuk berhenti dengan betul.
Apabila berhenti secara sesuka hati, sudah tentu akan mengubah makna Alquran.

# Kesannya akan mendatangkan dosa. Daripada membaca dapat pahala, jadi berdosa pula!


WAQAF JIBRIL

 Apakah maksud Waqaf Jibril itu.
.
.
Nama lain bagi Waqaf Jibril A.S ialah Waqaf Sunnah @ Waqaf Nabi.
.
.
Kenapa dinamakan waqaf Sunnah dan Waqaf Nabi??
.
.
Kerana Rasulullah SAW sentiasa waqaf pada tempat tersebut.

Dinamakan Waqaf Jibril pula kerana Nabi mengambil bacaan Quran dari Jibril a.s.
.
.
Satu lagi, Waqaf ini tidak disebut dalam kitab ulum quran, tafsir, hadith dan athar.
Tiada yang menyebutnya sebagai sahih (terdapat khilaf tempat) atau mendaifkannya (ia datang melalui rantaian sanad bacaan Quran).
Waqaf ini hanya disandarkan ilmu mulut ke mulut dari kerana itulah tradisi salaf mempelajari bacaan Quran.
.
.
Sebab itu pentingnya belajar Quran berguru kerana rantaian sanadnya sampai kepada Rasulullah SAW.
.

Terdapat 17 tempat

10 yang pertama disebut Syeikh Mahmud Khalil al-Husari (الشيخ محمود خليل الحصري) dalam kitabnya (معالم الاهتداء إلى معرفة الوقوف والابتداء).
.
Waqaf ini juga disebut dalam kitab (منار الهدى في بيان الوقف والابتداء) oleh Imam al-Asymuni (أحمد بن عبد الكريم الأشموني) yang diambil dari Imam Sakhawi (السخاوي).
.
.
Selebihnya disebut dalam kitab (حق التلاوة) pengarang (للشيخ حسني شيخ عثمان).
.
.
1. فاستبقوا الخيرات (M/s 23 (ayat 148 Surah Al Baqarah
2. فاستبقوا الخيرات (M/s 116 (ayat 48 Surah Al Maidah
3. قل صدق الله (M/s 62 (ayat 95 Surah Ali Imran
4. أن أقول ما ليس لي بحق (M/s 127 (ayat 116 Surah Al Maidah
5. قل هذه سبيلي أدعوا إلى الله (M/s 248 (ayat 108 Surah Yusuf
6. كذلك يضرب الله الأمثال (M/s 251 (ayat 17 Surah Ar Ra’d
7. والأنعام خلقها (M/s 267 (ayat 5 Surah An Nahl
8. افمن كان مؤمنا كمن كان فاسقا (M/s 416 (ayat 18 Surah As Sajdah
9. فحشر (M/s 584 (ayat 23 Surah An Naziaat
10. ليلة القدر خير من ألف شهر (M/s 598 (ayat 3 Surah Al Qadr
=============================================
11. أَنْ أَنذِر (M/s 208 (ayat 2 Surah Yunus
12. وَلاَ يَحْزُنكَ قَوْلُهُمْ (M/s 216 (ayat 65 Surah Yunus
13. إِنَّمَا يُعَلِّمُهُ بَشَرٌ (M/s 279 (ayat 103 Surah An Nahl
14. لاَ تُشْرِكْ بِاللَّهِ (M/s 412 (ayat 13 Surah Luqman
15. أَصْحَابُ النَّارِ (M/s 467 (ayat 6 Surah Ghofir
16. مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (M/s 598 (ayat 4 Surah Al Qadr
17. فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ (M/s 603 (ayat 3 Surah An Nasr
.
.
PESANAN :: Kita akan berhenti pada perkataan-perkataan yang ditulis di atas dan akan memulakan bacaan pada perkataan yang selepasnya.
Tambahan :: Setiap tempat-tempat Waqaf Jibril ini berbeza dari segi alamat Waqafnya.

KEPENTINGAN DAN KELEBIHAN MEMPELAJARI ILMU TAJWID

Diantara Kepentingan dan Kelebihan mempelajari ilmu tajwid adalah :


 KEPENTINGAN
KELEBIHAN
  • ·         Mengelakkan kesalahan dalam bacaan ayat al-Quran.

  • ·         Dapat menyebut huruf dengan tepat mengikut sifat dan makhrajnya.

  • ·         Menjamin kesahan dan kebenaran makna sesuatu ayat yang dibaca berdasarkan hukum-hukum bacaan yang terdapat di dalam ilmu tajwid.
  • ·         Mendapat kedudukan yang mulia di sisi Allah sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadis Nabi:
·          
Bacalah al-Quran, maka
sesungguhnya dia akan datang
pada hari kiamat sebagai syafaat
kepada pembacanya.”
[HR. Muslim]

  • ·         Bacaan bertajwid jika disertai dengan kefahaman maknamakna ayat dapat menimbulkan rasa nikmat keindahan bahasa ayat-ayat al-Quran yang merupakan salah satu daripada mukjizat agung kepada umat manusia.

  • ·         Memperolehi kebaikan hidup di dunia dan di akhirat.

Rasm Uthmani

Rasm Uthmani: Menepati Tujuh Ahruf dan Meraikan Qiraat Sepuluh






Al-Quran pada asalnya ditulis atas arahan Sayyidina Uthman r.a. yang menjadi Khalifah Ketiga ketika itu. Al-Quran peringkat awal ditulis dalam bahasa Quraisy. Ianya terkenal dengan istilah Rasm Uthmani. Penulisan Rasm Uthmani diusahakan kerana telah terjadi banyak peselisihan tentang pembacaan al-Quran. Satu elemen penting dalam perkembangan itu ialah bertambahnya orang Ajam. Berlaku kesukaran membaca al-Quran kerana tiada dhobt untuk membantu mereka. Maklum tentang pemasalahan tersebut Sayyidina Uthman r.a. cuba mengatasinya. Perbezaan dari aspek dialek dan pengaruh budaya setempat diatasi dengan Rasm Uthmani.. Penulisannya mengambilkira penurunan al-Quran dalam tujuh ahruf. Hanya Rasm Uthmani yang memenuhi keperluan membaca al-Quran semua qiraat tanpa kecuali.


1.0              PENDAHULUAN

Al-Quran yang ditulis mengikut Rasm Uthmani adalah al-Quran yang disepakati dan  diterima umum sebagai yang paling sahih. Mashaf al-Quran mengikut Rasm ini ditulis sesuai dengan bacaan Hafs ‘an ‘Asim. Lebih 85% umat Islam di seluruh dunia membaca al-Quran Hafs ‘an ‘Asim. Al-Quran sejak dari zaman Sayyidina Uthman bin ‘Affan r.a. ditulis dengan Rasm Uthmani. Ianya disandarkan kepada Khalifah Uthman r.a. Semua bacaan qiraat menggunakan al-Quran yang sama walaupun diusahakan secara khusus al-Quran yang lain untuk qiraat-qiraat yang tertentu. Secara spesifiknya al-Quran Rasm Uthmani  boleh dibaca oleh semua bacaan qiraat. Ini bermakna Rasm Uthmani menepati hukum bacaan Qiraat ‘Asara.


2.0              RASM UTHMANI DAN KELEBIHANNYA

Banyak perbincangan mengenai penulisan al-Quran dalam Rasm Uthmani. Jika kita menyingkap sejarah penulisan al-Quran  dari zaman  Rasulullah s.a.w. hingga  zaman Sayyidina Uthman r.a. kita dapati penulis-penulis wahyu yang terlibat masih bersama Sayyidina Uthman r.a. semasa al-Quran ditulis secara standard yang dinamakan Rasm Uthmani. Sejarah merakamkan bahawa semua bentuk tulisan al-Quran dimusnahkan. Hanya yang diusahakan oleh Sayyidina Uthman sahaja yang dikekalkan, dipelihara dan dillestarikan hingga ke hari ini. Usaha ini sesuai dengan firman Allah:

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَفِظُونَ

Maksudnya: Sesunguhnya Kamilah (Allah) yang menurunkan al-Quran dan Kamilah (Allah) yang memeliharanya. (al-Hjr 15:9)

Rasm Uthmani ialah sistem penulisan al-Quran mengikut yang disepakati di zaman Sayyidina Uthman r.a. Prosesnya dengan pengumpulan dan penulisan kalimah-kalimah al-Quran yang terdapat pada mashaf-mashaf yang ditulis oleh para sahabat sejak dari zaman Rasulullah s.a.w. hingga ke zaman pemerintahan Sayyidina Uthman Bin Affan r.a. Kaedah ini dinamakan Rasm Uthmani kerana pada zaman pemerintahan Khalifah Uthman Bin Affan r.a. ayat-ayat al-Quran ditulis dan dihimpunkan secara khusus seperti mashaf yang ada pada hari ini. Pengumpulan al-Quran dan penulisannya yang diketuai oleh Zaid bin Thabit r.a. adalah berdasarkan tulisan orang Quraisy. Demi memelihara bacaan al-Quran yang tepat hanya al-Quran Rasm Uthmani sahaja yang difatwakan sebagai yang sahih. Membaca al-Quran yang bertulis dengan Rasm Uthmani memenuhi rukun membaca al-Quran. Terdapat beberapa keunggulan Rasm Utmani. Antaranya:


2.1              Mengikut Sunnah Rasulullah s.a.w.

Al-Quran diterima Rasulullah s.a.w. secara langsung daripada malaikat Jibril a.s. Rasulullah s.a.w pula memperdengarkannya kepada sahabat untuk dihafal. Pada masa yang sama Rasulullah s.a.w. memerintahkan sahabat yang mahir menulis untuk mencatatkan wahyu dalam bentuk tulisan. Baginda memberi arahan spespik mengenai cara menulisnya. Apabila Rasm Uthmani direalisasikan Sayyidina Uthman r.a. mengekalkan kaedah yang telah dimulakan oleh Rsulullah s.a.w. Ini bermakna Sayyidina Uthman r.a mengekalkan sunnah Rasulullah s.a.w.


2.2              Menepati Semakan Terakhir

Diriwayatkan bahawa Zaid bin Thabit r.a. hadir sama semasa Rasulullah s.a.w. dan malaikat Jibril a.s. membuat semakan terakhir al-Quran yang telah diturunkan hampir 23 tahun lamanya. Pada semakan terakhir itulah Al-Quran disusun dari al-Fatihah hingga ke an-Nas. Justeru itu Zaid bin Thabit r.a. menjadi orang yang paling layak mempengerusikan jawatankuasa pengumpulan dan penulisan al-Quran.


2.3              Berdasarkan Kepada Riwayat Mutawatir

Jumlah sahabat yang menghafal al-Quran sangatlah ramai. Ini bermakna ramai sahabat yang boleh menjadi guru al-Quran. Kerana itu penulisan al-Quran Rasm Uthmani adalah berdasarkan riwayat yang mutawatir.


2.4              Menepati Tujuh Ahruf Al-Quran

Ulama’ mengambil kata sepakat bahawa Rasm Uthmani mengambil kira tujuh ahruf dan bacaan Al-Quran. (Lihat para 5.0).


2.5              Memenuhi Keperluan Rukun Bacaan Al-Quran

Bahawa hanya Rasm Uthmani sahaja yang dianggap sahih untuk dibaca dengan betul. Selain sanadnya sampai kepada Rasulullah s.a.w., membaca al-Quran hendaklah berlahjah Arab dan akhirnya membaca al-Quran hendaklah menggunakan Rasm Uthmani.


3.0              SEJARAH RINGKAS PENULISAN RASM UTHMANI

Pada awalnya Rasm Uthmani adalah tulisan tanpa harakat dan tanpa baris. Bahasa Quraisy yang digunakan sesuai dengan umat Islam peringkat awal ketika itu. Walau bagaimanapun Al-Quran tanpa dhobt tersebut menimbulkan keberagaman pembacaan. Gambar 3.1 hingga Gambar 3.3 yang berikut menceritakan kesukaran membaca al-Quran bagi orang Ajam tanpa berlatarbelakangkan Bahasa Arab. 
                                                                       
                                                                                                                                                     
                       
Gambar 3.1:Tulisan Kuffah kurun ke-7 tanpa harakat dan dhobt. Al-Quran  Rasm Uthmani Surah  
Al-A’Raf 7:86 - 87.


Manuskrip kurun ke-9 H




     Manuskrip Samarkand di  Tashkent. Dpercayai
          antara yang tertua sewaktu pemerintahan Sayyidina Uthman bin 'Affan r.a. 

 
Al-Quran dalam khat Hijazi. Kurun ke-7M. 

File:AndalusQuran.JPG
Al-Quran waktu kegemilangan Andalusia


4.0       USLUB PENULISAN RASM UTHMANI

Rasm Uthmani direalisasikan pada zaman Saiyyidina Uthman r.a.  menjadi Khalifah ketiga. Hakikat keadaan ketika itu memerlukan al-Quran yang tunggal. Dialek, tahap kemahiran dan penghayatan al-Quran semakin banyak perbezaan kerana umat Islam semakin ramai. Kawasan takluk Islam juga semakin meluas. Al-Quran pada asalnya dihafal. Selain dari qiraat yang membezakan bacaan, ramai umat Islam yang membaca al-Quran terlalu berbeza antara satu daerah dengan daerah yang lain. Kerana itu Sayyidina Uthman r.a. mengambil inisiatif untuk menulis al-Quran dalam usaha untuk menyatukan umat Islam. Al-Quran Rasm Uthmani  adalah usaha awal ke arah itu. Umat Islam berpecah belah dari segi pembacaan al-Quran. Sudah tentu wujud perbezaan dari segi interaksi mereka dengan al-Quran. Tindakan mereka juga berbeza. Sahabat-sabahat yang dekat dengan Rasulullah s.a.w. yang tepat bacaannya kerana mereka bertalaqqi dan bermusayafahah dengan baginda. Sejarah merakamkan bahawa ada sahabat yang membaca al-Quran berbeza dengan sahabat yang lain. Oleh kerana Rasulullah s.a.w. masih boleh dirujuk ketika itu maka tidak timbul sebarang perbalahan antara mereka. Pada zaman Sayyidina Uthman r.a. keadaan sudah berbeza. Perbezaan membaca al-Quran tidak dapat diperbetulkan kecuali ada sesuatu yang mengembalikan mereka untuk bersatu.  Sayyidina Uthman r.a. memilih untuk menulis al-Quran dengan satu Rasm sahaja.  Suatu standard yang tiada tolok bandingnya. Kaedah penulisan Rasm Uthmani banyak yang tidak menepati lafaz bacaan. Kalimah-kalimah yang ditulis meliputi al-hazaf, al-ziadah, al-hamzah, al-ibdal, al-wasl wa al-fasl dan ma fih qira’atan (dua wajah). Jadual 5.1 di bawah menggambarkan keadaan-keadaan tersebut.


Kaedah
Rasm Uthmani
Catatan
Al-Hazaf
الْعَلَمِينَ
Dihazaf alif pada huruf ain
Al-Ziadah
يَا أُولِي
Ziadah huruf selepas hamzah
Al-Ithbat
لَيَكْتُمُونَ
Huruf lam digandingkan kepada kalimah selepasnya
Al-Hamzah
Awal kalimah –    أَلَمْ    ,إِرَمَ   ,أُم
Pertengahan kalimah – خَائِفًا ,امْرَأَتَيْنِ
Hujung kalimah شَاطِئِ   ,جَاءَ  ,الْمَلَأُ
 Penulisan hamzah di awal kalimah

Hamzah di pertengahan kalimah

Hamzah di akhir kalimah
Al-Ibdal
ءَامَنُوا
Hamzah yang kedua diibdalkan menjadi alif
Al-Wasl
فَأَيْنَمَا
Huruf fa disambungkan kepada kalimah selepasnya
Al-Fasl
وَحَيْثُ مَا
Kalimah mim alif dipisahkan dari kalimah sebelumnya


Jadual 5.1: Kaedah penulisan Rasm Uthmani


5.0        TUJUH AHRUF

Rasm Uthmani mengambil kira tujuh ahruf seperti yang disabdakan Rasulullah s.a.w.
ﻋﻦ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﺍﻟﺨﻂﺎﺏ ﺭﺿﻰ ﺍﷲ ﻋﻨﻪ................

...........ﺇﻥ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻘﺮﺀﺍﻥ ﺃﻧﺰﻝ ﻋﻟﻰ ﺳﺒﻌﺔ ﺃﺣﺮﻑ ﺃﻭ ﻓﺄﻗﺮﺃ ﻣﺎ ﺗﻴﺴﺮ ﻣﻨﻪ

Maksudnya: Dari Umar bin al-Khattab r.a. katanya: Saya mendengar Hisyam bin Hakim membaca surah al-Furqan di masa hidup Rasulullah s.a.w. Saya mendengarkan bacaannya dan kebetulan dia membaca menurut beberapa huruf yang tidak dibacakan Rasulullah s.a.w. kepada saya. Hampir saya menyerangnya ketika dia sedang solat. Tetapi  saya  dapat  menyabarkan  diri  sampai  dia memberi  salam. Lalu  saya tarik dia dengan merentapnya dan mengatakan: “Siapakah yang membacakan kepada engkau surah yang saya dengar engkau membacanya?” Dia menjawab: “Rasulullah s.a.w. yang membacakan kepada saya.” Kata saya: “Engkau dusta. Baginda membaca kepada saya berlainan dari yang engkau baca itu.” Lalu saya menariknya kepada Rasulullah s.a.w. dan mengatakan kepada baginda: “Sesungguhnya saya mendengar orang ini membaca surah al-Furqan berlainan dari yang engkau bacakan kepada saya.” Kata Nabi: “Lepaskan dia! Bacalah  hai Hisyam!”Lalu dibacanya menurut bacaan yang saya dengar tadi. Rasulullah s.a.w. berkata: “Begitulah ayat itu diturunkan.” Kemudian baginda berkata: “Bacalah, hai Umar!” Lalu saya membaca menurut bacaan yang dibacakan oleh baginda kepada saya. Nabi berkata: “Begitulah ayat itu diturunkan! Sesungguhnya al-Quran itu diturunkan dalam tujuh huruf. Maka bacalah mana yang mudah antaranya!”  (HR Bukhari 2025).


Sayyidina Umar r.a. dan Hisyam membaca surah yang sama tetapi dengan bacaan yang berlainan. Walaupun tidak ada petunjuk secara pasti tetapi seolah-olah terdapat perbezaan qiraat. Oleh kerana Rasulullah s.a.w. masih hidup, perselisihan bacaan itu diharmonikan, diterima dan tidak menimbulkan perbezaan yang membawa petaka kepada umat. Hadith ini juga membuktikan bahawa pada zaman Rasulullah s.a.w. lagi sudah wujud wajah-wajah pembacaan al-Quran yang berbeza. Banyak pandangan ulama’ mengenai tujuh ahruf.


5.1        Ramai yang berpendapat mengenai perkara ini tetapi berbeza senarai bahasa  yang        dimaksudkan. Antaranya pendapat al-Hatim yang menyatakan al-Quran diturunkan dalam          bahasa Quraisy, Huzail, Tamim, Azad, Rabi’ah, Hawazin dan Sa’ad bin Bakar.


5.2          Tujuh bahasa yang berlainan dan bertaburan dalam al-Quran.

Walaupun dimaklumi bahawa al-Quran diturunkan dalam bahasa Quraisy namun bahasa-bahasa Huzail, Saqif, Hawazin, Kinanah, Tamin atau Yaman terdapat dalam al-Quran. Bahasa-bahasa itu bertaburan dalam al-Quran dan bukan mengenai satu-satu kalimah sahaja.


5.3          Tujuh wajah.

Ada pendapat mengatakan bahawa tujuh ahruf adalah berkaitan dengan amr, nahyu, halal, haram, muhkam, mutasyabih dan amsal.


5.4          Tujuh macam hal yang terjadinya khilaf.

Terdapat tujuh macam khilaf yang meliputi:


5.4.1        Ikhtilaf asma’ iaitu kata-kata yang berbentuk mufrad dan muzakkarseperti tasniah, jamak dan ta’nis. Contohnya

 وَالَّذِينَ هُمْ  لِأَمَٰنَٰتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ     
al-Maarij 70:32
Kalimah yang berbentuk jamak dibaca mufrad لِأَمَٰنَتِهِمْ oleh Ibn Kathir

5.4.2        Ikhtilaf i’rab. Ianya menunjukkan harakat akhir yang berlainan mengikut bahasa yang berlainan. Contohnya   كَلِمَٰتٍ         dibaca ﻛلِمَٰتٌ
                                   
 فَتَلَقَّىٰ آدَمُ مِن رَّبِّهِكَلِمَٰـتٍ فَتَابَعَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ       
al-Baqarah 2:37

                                   Ibn Kathir membaca    كَلِمَٰتٍ     dengan tanwin dhommah  ﻛلِمَٰتٌ

5.4.3        Ikhtilaf tasrif.   Contohnya  
    قُلْ أَؤُنَبِّئُكُم بِخَيْرٍ مِّن ذَلِكُمْ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّـٰتٌ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا
 وَأَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ  وَرِضْوَٰنٌ مِّنَ اللّهِ وَاللّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ  
Ali Imran 3:15

                                     Syu’bah membaca  وَرِضْوَٰنٌ  dengan  وَرُضْوَٰنٌ . 

                        5.4.4    Ikhtilaf taqdim dan ta’khir. Contohnya     

                             فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّي لَا أُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِّنكُم مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ بَعْضُكُم مِّن بَعْضٍ  فَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَأُخْرِجُوا مِن دِيَارِهِمْ وَأُوذُوا فِي سَبِيلِي وَقَاتَلُوا وَقُتِلُوالَأُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَلَأُدْخِلَنَّهُمْ
 تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ثَوَابًا مِّنْ عِندِ اللَّهِ  وَاللَّهُ عِندَهُ حُسْنُ  الثَّوَابِ جَنَّـٰتٍ
Ali Imran 3:195
   Qiraat Hamzah dan Kisaie membaca  وَقَاتَلُوا  .وَقُتِلُوا  Susunannya  terbalik.

           

5.4.5        Ikhtilaf ibdal. Ianya melibatkan penggantian huruf dengan huruf atau lafaz dengan lafaz. Contohnya  فَتَبَيَّنُوا   dibaca  فَتَثَبَّتُواْ   oleh Hamzah, al-Kisaie dan Khalaf.

                        يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن جَاءكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ  
  al-Hujurat 49:6    

   فَتَثَبَّتُواْ Hamzah, Al-Kisaie dan Khalaf membaca dengan  

      
                        5.4.6     Ikhtilaf ziadah atau hazaf.  Dalam keadaan tertentu berlaku hazaf  min  seperti                                            hazaf  min  seperti pada الْأَنْهَارُ  جَنَّٰتٍ تَجْرِي  تَحْتَهَا(at-Taubah 9:100) juga dibaca                                                  dengan ziadah min seperti pada  مِن تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ     جَنَّٰتٍ   تَجْرِي  (at-Tolaq 65:11).  



                                               
5.4.7        Ikhtilaf lahjah. Dalam keadaan ini bacaan mungkin ditafhim atau ditaghliz, ditashil, imalah atau taqlil. Contohnya kalimah  مُوسَىٰ dibaca sama ada imalah atau taqlil.  
        رَبِّ  مُوسَىٰ وَهَارُونَ      (as-Syuara 26:48)

                  

5.5          Tujuh yang membawa erti kesempurnaan.

Dalam era itu tujuh dianggap sinonim dengan banyak. Tujuh ahruf menjadi lambang kepada maksud itu. Tujuh yang menandakan sempurna.


5.6          Tujuh ahruf yang merujuk kepada tujuh qiraat.

Terdapat banyak perbezaan membaca al-Quran. Pada masa Rasulullah s.a.w. sendiri sudah wujud perbezaan itu. Kepada sahabat, apapun bacaan yang diajar oleh Rasulullah s.a.w. adalah seperti ianya diturunkan. Mereka semua mengambil sanad daripada Rasulullah s.a.w. Bilangan qiraat yang masyhur ialah sab’a. Banyak juga qiraat yang syaz tetapi kesemuanya ditolak. Yang diterima ialah yang bersifat mutawatirah.


Setelah meneliti hadith tentang tujuh ahruf, Imam Ibnu Jazari membuat rumusan yang berikut.

5.7          Berkaitan dengan perubahan baris tetapi tidak pada huruf, makna dan bentuk tulisan.

يَحْسَبُأَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ 
al-Humazah 104:3
Nafi’, Ibn Kathir, Abu AmrAl-Kisaie, Yaaqub dan Khalaf membaca يَحْسِبُiaitu dengan sin dibaca kasrah.

                                                  

5.8          Berubah pada baris dan makna sahaja tetapi tidak pada huruf dan bentuk tulisan.

Sila rujuk 5.4.2. mengenai perkara yang berkaitan    


5.9       Berubah pada huruf dan makna sahaja tetapi tidak pada baris dan bentuk tulisan.

هُنَالِكَ تَبْلُواْ كُلُّ نَفْسٍ مَّا أَسْلَفَتْ وَرُدُّواْ إِلَى اللّهِ مَوْلاَهُمُ  الْحَقِّ وَضَلَّ عَنْهُم مَّا كَانُواْ يَفْتَرُونَ     
Yunos 10:30 
                        Hamzah, al-Kisaie dan Khalaf membaca   تَتْلُواْ      

      
             5.10     Berubah pada huruf dan bentuk tulisan sahaja tetap tidak pada makna dan baris.

   ﭐهدِنَــــا ﭐلصِّرَاطَ ﭐلمُستَقِيمَ
                       al-Fatihah 1:6
                       Qunbul ‘an Ibn Kathir dan Ruwais ‘an Yaaqub membaca sod dengan sinٱلسِّرٰطَ                    Hamzah pula membaca sod dengan isymam.


5.11     Berubah pada huruf, baris dan bentuk tulisan sahaja tetapi tidak pada makna.

                        Rujuk para 8.


5.12     Berubah pada takdim dan ta’kir.

Rujuk para 5.4.4.


5.13     Pertambahan dan pengurangan huruf.

Rujuk para 8.0.


Perbincangan mengenai maksud sebenar tujuh ahruf terlalu panjang. Secara ringkasnya ramai ulama’ yang menyimpulkan bahawa Rasm Uthmani perlu diberi kedudukan utama keranabertepatan dengan wajah qiraat yang diajarkan Rasulullah kepada sahabat-shabatnya. Pendapat jumhur ulama’ ialah tujuh bahasa yang berbeza ungkapannya tetapi membawa makna yang sama. Penulisan al-Quran menggunakan Rasm Uthmani mengambilkira semua tujuh ahruf. Lain-lain rasm tidak dapat menyempurnakan maksud tujuh ahruf seperti dalam maksud hadith di atas.


            Tujuh ahruf adalah hikmah anugerah Allah.


5.14     Ketujuh-tujuhnya menjadi benteng untuk memelihara al-Quran.

5.15     Memudahkan semua orang Islam tanpa mengira bangsa dan loghat.

5.16     Rasm Uthmani yang berdasarkan bahasa Quraisy menyatukan seluruh umat Islam    
            dengan al-Quran menjadi lambang penyatuan itu.


6.0       DEFINISI QIRAAT

Qiraat adalah perbincangan tentang kalimah-kalimah al-Quran dan keadaan kalimah tersebut dari segi panjang dan pendeknya, farasynya dan berbagai lagi. (Jusoh, M.R. 2001). Menurut Al-Qattan, M.K. (2001) qiraat ialah salah satu mazhab pengucapan al-Quran yang dipilih oleh seseorang imam qurra’ yang membezakannya dengan mazhab bacaan yang lain. Ibrahim M.Y. (1992) pula menyatakan bahawa qiraat adalah bidang ilmu yang membincangkan mengenai cara-cara melafazkan al-Quran dan segala perbezaan yang menyusulinya.  Walau apapun yang dibicarakan mengenai qiraat ianya mestilah memenuhi tiga syarat penting. (Subhi As-Saleh, S. 2004). Pertama, memenuhi mashaf al-Quran Rasm Uthmani. Kedua, memenuhi sistem bahasa Arab. Ketiga, benar isnadnya hingga kepada Rasulullah s.a.w. Secara umumnya qiraat adalah berkaitan dengan al-Quran dan kaedah membacanya dengan berbagai wajah yang melibatkan hal-hal seperti naql, tashil, ibdal, imalah, taqlil, taghliz, silah, idgham dan farasy.


7.0        RASM UTHMANI DAN QIRAAT

Situasi umat Islam pada zaman Sayyidina Uthmani r.a. agak gawat. Sejak Sayyidina Umar dibunuh umat Islam mula mencambah perbezaan. Al-Quran yang merupakan wahyu yang selalu dikongsi oleh para sahabat dengan Rasulullah s.a.w. perlu dipelihara dengan rapi. Namun begitu berlaku banyak perbezaan dari segi bacaan. Di antara  para sahabat ada yang tidak menghafal al-Quran kesemuanya dan ada yang menghafaz semuannya dari Rasulullah s.a.w. Perkara yang sama juga berlaku pada huruf Qiraat. Ini kerana semasa wahyu dturunkan tidak semua sahabat yang sama hadir. Sabahat yang tidak hadir mendengar wahyu itu pada waktu lain dari sahabat yang mendengar dan sudah menghafalnya. Begitulah yang terjadi antara Sayyidina Umar dan Hisyam bin Hakam. Mereka menghafal apa yang diperdengarkan kepada mereka oleh Rasulullah s.a.w. Pada waktu yang lain sahabat lain pula yang mendengar wahyu yang baru diturunkan.

            Perbezaan yang berdasarkan tujuh ahruf membuka ruang kepada perbezaan pendapat. Rasulullah s.a.w. memberi peluang kepada sahabat-sahabat memilih kaedah bacaan yang paling sesuai dengan fitrah mereka. Tujuh ahruf itu membebaskan mereka memilih kaedah yang paling mudah. Apabila al-Quran hendak dibukukan ramai penghafal-penghafalnya yang dirujuk. Sahabat yang paling sahih catatan al-Qurannya ialah Zaid bin Thabit r.a. Oleh kerana itu Rasm Uthmani banyak bersandarkan kepada catatan beliau. 

            Melihat kepada banyaknya perbezaan pendapat mengenai tujuh ahruf tentulah jawatankuasa penulisan al-Quran mengambilkira kesemuanya. Perbezaan qiraat pula ketara antara seorang sahabat dengan sahabat yang lain. Kesemuanya ini perlu diharmonikan dalam satu mashaf sahaja. Beberapa formula ditetapkan untuk menepati tujuh ahruf dan pada masa yang sama meraikan qiraat iaitu qiraat sepuluh. Semua aspek tujuh ahruf seperti yang dibincangkan dalam para 5.0 tidak dikecualikan dalam penulisan Rasm Uthmani. Semua bacaan qiraat boleh menggunakan al-Quran Rasm Uthmani. Walau bagaimanapun berlaku khilaf di bahagian-bahagian tertentu seperti dibincangkan dalam para 6.0. Kerana itu untuk mempelajari qiraat perlu mempelajari uslubnya. Farasy huruf umpamanya hanya diketahui melalui penerangan guru. Qiraat tidak boleh dipelajari tanpa guru. Terlalu banyak yang perlu diketahui sebelum dapat membaca al-Quran dengan betul mengikut qiraat.

Selain daripada teori yang banyak, mempelajari qiraat perlukan minda yang tajam untuk mengingat dan memahami turuqnya. Setengah farasy huruf perlu dihafal dan diingat kerana kadang-kadang farasy itu berlaku dalam satu surah sahaja tetapi tidak berlaku dalam surah yag lain. Sesuai dengan mu’jizatnya al-Quran sesuai dengan semua qiraat. Yang perlu dilakukan hanyalah mengingat usul. Setiap qiraat ada kelainan yang unik untuk qiraat itu sahaja. Ada masanya khilaf itu berlaku juga pada qiraat yang lain. Pada keadaan lain khilaf yang sama diberi olahan lain. Umpamanya fathah yang menjadi imalah atau taqlil, naql yang boleh disaktahkan.


8.0        RASM UTHMANI MERAIKAN QIRAAT SEPULUH

Mashaf al-Quran Rasm Uthmani mengekalkan kelangsungan meraikan qiraat sepuluh. Penulisan Rasm Uthmani memberi perhatian yang universal mengenai perbezaan-perbezaan bacaan antara berbagai qiraat. Kalimah-kalimah yang dikira khilaf ditulis dengan kalimah yang lestari. Dengan demikian khilaf yang berlaku diberi perhatian supaya boleh dibaca oleh semua qiraat. Ayat-ayat di bawah memberi gambaran sebahagian daripada besarnya peranan Rasm Uthmani bagi mengekal dan meraikan qiraat sepuluh.

8.1       Ibn kathir, As-Susi dan Yaaqub membaca dengan sukun ra أَرْنَا. Ad-Duri membaca ra berbaris kasrah  أَرِنَا secara ikhtilas.   Yang lain membaca seperti Hafs.   





يَسْأَلُكَ أَهْلُ الْكِتَابِ أَن تُنَزِّلَ عَلَيْهِمْ كِتَابًا مِّنَ السَّمَاء فَقَدْ سَأَلُواْ مُوسَى أَكْبَرَ مِن ذَلِكَ فَقَالُواْ 

 أَرِنَا ﭐللّهِ جَهْرَةً فَأَخَذَتْهُمُ ﭐلصَّاعِقَةُ بِظُلْمِهِمْ ثُمَّ ﭐتَّخَذُواْ ﭐلْعِجْلَ مِن بَعْدِ مَا جَاءتْهُمُ  ﭐلْبَيِّنَتُ فَعَفَوْنَا

 عَن ذَلِكَ وَآتَيْنَا مُوسَى سُلْطَانًا مُّبِينًا

an-Nisa 4:153

             8.2        Nafi’, Ibn Kathir, Ibn Amir dan Abu Jaafar membaca dengan menghazaf wauيَقُولُ. 
                       Abu  Amr  dan  Yaaqub  membaca  lam  dengan fathah وَيَقُول .  Yang lain membaca                        seperti Hafs.





وَيَقُولُ اْلَّذِينَ ءَمَنُوأَأَهَٰـؤُلَاءِلَّذِينَ أَقْسَمُواْبِٱللّهِ جَهْدَ أَيْمَٰنِهِمْ إِنَّهُمْ لَمَعَكُمْ حَبِطَتْ أَعْمَـٰلُهُمْفَأَصْبَحُواْخَــٰسِرِينَ 
al-Maidah 5:53


           8.3         As-Susi  membaca  dengan  mengidgham  lam  bertemu  lam  قِيلَ لَهُم .Hisham,
al-Kisaie dan Yaaqub membaca qaf dengan isymam. Yang lain seperti Hafs.





                                          وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لاَ تُفْسِدُواْ فِي ﭐلأَرْضِ قَالُواْ إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ 
al-Baqarah 2:11
 

           8.4      Warsy dan as-Susi membaca dengan mengibdalkan hamzah  يَاْتَلِ.  Abu Jaafar pula      
                      membaca dengan mengubah kedudukan ta sementara lam ditasydidkan يَتَأَلَّ.Yang      
                    lain membaca seperti Hafs.                                                 


 وَلَا يَأْتَلِ أُوْلُوا الْفَضْلِ مِنكُمْ وَالسَّعَةِ أَن يُؤْتُوا أُوْلِي الْقُرْبَى وَالْمَسَاكِينَ  وَالْمُهَاجِرِينَفِي سَبِيلِا اللَّهِ وَلْيَعْفُو وَلْيَصْفَحُوا 
أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغْفِرَ ﭐللَّهُ لَكُمْ وَﭐللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
 an-Nur 24:22

8.5     Qalun, Ibn  Amir  dan  Abu  Jaafar   membaca  وَوَصَّىىٰ  dengan mengidhal alif fathah
                   وَأَؤصَىٰ . Wau pula disakinkan.  Warsy membaca sod dengan taqlil. Hamzah, al-   
                     Kisaie  dan Khalaf membaca sod dengan imalah.  Yang lain membaca seperti Hafs. 

وَوَصَّىٰ بِهَا إِبْرَٰهِــمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَابَنِيَّ إِنَّ ﭐللّهَ ﭐصْطَفَى لَكُمُ ﭐلدِّينَ فَلاَتَمُوتُنَّ إِلَّ اوَأَنتُم مُّسْلِمُون   
al-Baqarah 2:132
9.0        TALAQQI DAN MUSYAFAHAH

Setelah meneliti perbincangan mengenai tujuh ahruf dan Rasm Uthmani kita dapati bahawa mempelajari al-Quran perlukan guru yang mahir. Bertalaqqi dan bermusyafahah adalah wajib kerana Rasm Uthmani bukan berdasarkan lafaz yang umum. Oleh kerana Rasm Uthmani menyalahi lafaz maka hanya guru sahaja yang mampu mengajar dengan betul kaedah membaca sesuatu kalimah. Mereka yang mempelajari al-Quran hendaklah banyak bersabar demi menerapkan segala keperluan untuk menjadi pembaca yang baik. Antaranya dapat membezakan makhraj huruf, sifat huruf, hukum hakam tajwid, wakaf dan iftida’. Tidak ada jalan pintas untuk menguasai al-Quran melainkan usaha yang istiqamah dan penuh sabar.

            Mempelajari al-Quran tidak boleh berhenti dengan seorang guru sahaja. Banyak ilmu yang jarang tersingkap pada seseorang guru. Setiap guru memiliki kelebihan yang tidak ada pada guru yang lain. Dalam pencarian itu kita belajar, mengambil segala kebaikan ilmu, memanfaatkannya kepada orang lain dan mentarbiahkan al-Quran kepada khalayak umum. Talaqqi dan musyafahah menemukan kita dengan guru yang berbagai. Dari mereka kita mempelajari gerak mulut dan bibir, intonasi huruf dan suara. Hanya dengan talaqqi kesempurnaan membaca al-Quran Rasm Uthmani dapat direalisasikan.

Contoh ayat yang  dibaca dengan pelbagai qiraat:

       


وَجَاءتْ سَيَّارَةٌ فَأَرْسَلُواْ وَارِدَهُمْ فَأَدْلَىٰ  دَلْوَهُو قَالَ يَٰبُشْرَىٰ هَٰـذَاغُلٰمٌ وَأَسَرُّوبِضَٰعَةً وَاللّهُ عَلِيمٌ  بِمَا يَعْمَلُونَ   

 Yusof 12:19 

      
قَالَ لَا يَأْتِيكُمَا طَعَامٌ   تُرْزَقَانِهِ إِلَّا نَبَّأْتُكُمَا   بِتَأْوِيلِهِ   قَبْلَ أَن يَأْتِيكُمَا ذَٰلِكُمَا مِمَّا عَلَّمَنِي رَبِّي إِنِّي تَرَكْتُ  
    مِلَّةَ قَوْمٍ لَّا يُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَهُم بِٱلَٔاخِرَةِ هُمْ كَـٰفِرُونَ
 Yusof 12:37

Nota: Semua kalimah yang bergaris adalah khilaf sama ada satu qiraat atau beberapa qiraat.


10.       KESIMPULAM

Penelitian mengenai tujuh ahruf dan qiraat sepuluh membawa kita kepada suatu rumusan bahawa dalam Rasm Uthmani tersimpul semua aspek tujuh ahruf dan merangkumkan semua aspek qiraat sepuluh. Ijmak sahabat yang diketuai oleh Sayyidina Uthman merealisasikan al-Quran yang standard. Sifatnya agung, lestari dan terpelihara hingga hari Qiamat. Tujuh ahruf dan qiraat sepuluh saling melengkapi. Semuanya embedded (tersimpul)  dalam satu naskhah yang autentik sepanjang zaman.


10.0          IKTIBAR

Rasulullah s.a.w. telah meninggalkan pesannya, “Aku tinggalkan kepada antum dua perkara iaitu al-Quran dan sunnahku.” Pembukuan al-Quran yang diusahakan oleh Sayyidina Uthman r.a. disepakati sebagai al-Quran yang autentik. Walaupun ramai Orientalis mempertikaikan kesahihannya, orang Islam tidak ragu-ragu beriman dengannya. Al-Quran menjadi pandauan bahawa apabila umat Islam berselisih dalam apa jua perkara yang perlu dirujuk ialah al-Quran kerana ianya kalam Allah dan telah diwahyukan kepada Rasulullah s.a.w. Hanya al-Quran Rasm Uthmani sahaja yang diperakukan untuk tujuan itu.


11.0          PENUTUP

Rasm Uthmani telah dapat menyelamatkan banyak perkara. Umat Islam bersatu kerana mereka membaca al-Quran yang satu. Perpecahan di kalangan Muslim dapat dihindarkan daripada terlalu banyak perbezaan membaca al-Quran sehingga menimbulkan ketegangan. Ternyata semua qiraat boleh membaca mashaf al-Quran yang sama sejak dari zaman Sayyidina Uthman r.a. Rasm Uthmani memenuhi syarat sanad hingga kepada Rasulullah s.a.w., bersandarkan lahjah dan bahasa Quraisy dan memenuhi rukun  membaca al-Quran. Hanya al-Quran Rasm Uthmani sahaja yang diperakui menepati bacaan semua qiraat. Lain-lain rasm penulisan al-Quran menimbulkan kecelaruan dalam membaca al-Quran. Sesungguhnya Rasm Uthmani berjaya memelihara al-Quran. Sifatnya yang autentik seperti yang dijamin oleh Allah S.W.T. 

12.0          RUJUKAN

Basmeh, A. (2000). Pimpinan Ar-Rahman Kepada Pengertian Al-Quran. Kuala Lumpur:Darul             Fikir
……………http://www.scribd.com/doc/19207054/Penulisa Rasm Uthmani. Capaian pada 28            Oktober 2012
Abu Mardhiyah. (2007). Tajwid Al-Quran. Jilid 1 dan 2. Gombak:Al-Jenderaki Enterprise.
Ahmad, M.Y. (2004). Sejarah dan Kaedah Pendidikan Al-Quran. Kuala Lumpur:Penerbit            Universiti Malaya.
Al-‘Asya, S. (2004). ﺍﻟﺒﺴﻄ ﻓﻰ ﺍﻟﻘﺮﺍﺀﺍﺕ ﺍﻟﻌﺸﺮ . Damsyik:Maktabah Islam.                                        
Al-Bukhari. (1997). Terjemahan Sahih Bukhari. Jilid IV.  Klang:Klang Book Store.
Al-Qattan, M.K. (2001). Studi Ilmu-Ilmu Quran. Jakarta:Litera AntarNusa.
Al-Zarqaniy, M.A.A. (1999). Menyingkap Rahsia Ilmu Al-Quran. Batu Caves: Pustaka Ilmi.
As-Salih, S. (2004). Membahas Ilmu-Ilmu Al-Quran. Jakarta:Pustaka Firdaus.
Jamar, M.Y. (2011). Pengajaran dan Pembelajaran Qiraat:Pengalaman Di UIAM. Dibentang             pada 19-20 November 2011.
Jusoh, M.R. (2001). Pengenalan Ilmu Qiraat. Batu Caves: Mahsuri Timur Sdn. Bhd.
Jusoh, M.R. (2008). Tarikh Al-Quran dan Rasm Uthmani Jilid 1. Batu Caves:Pustaka Khodim             Al-Mashaf.
Mohd Saleh, Amiruddin. (2009). http://www.scribd.com/doc/17516972/Rasm-Uthmani. Capaian             pada 29 Oktober 2012.
Yamint, A.M. (1985). Ilmu Qiraat Al-Quran. Kuala Lumpur:Pustaka Antara.