Jawapan ;
1. Tanda bujur `0’ pada atas alif ا menandakan huruf tersebut hanya dibaca ketika waqaf(berhenti) padanya. Jadi cara bacaan ketika waqaf(berhenti) pada tanda kuning ialah ; “Qowaariiroo”. Roo ر di baca dua harkat.
2. Tanda bulat`o’ pada atas alif ا menandakan huruf tersebut tidak dibaca langsung samaada waqaf(berhenti) atau wasal(sambung) padanya. Jadi cara bacaan ketika waqaf(berhenti) pada tanda biru ialah : “qowaariir” huruf akhir pada perkataan tersebut ialah ro ر yang diberikan tanda sukun padanya kerana berhenti.
3. Jika hendak Wasal(sambung) pada seluruh perkataan tersebut tanpa berhenti pada mana mana warna/perkataan maka bacaanya ialah : “qowaariiro qowaariiro min” .
Ro ر pada warna kuning dibaca satu harkat dan begitu juga pada warna biru.
Saturday, October 19, 2019
Sunday, February 17, 2019
TAFKHIM & TARQIQ
Sumber dari Jomtajwid
Jom berkenalan dulu dengan perkataan ini.
تَفْخِيْمُ tafkhim – tebal
تَرْقِيْقٌ tarqiq – nipis
Jom berkenalan dulu dengan perkataan ini.
تَفْخِيْمُ tafkhim – tebal
تَرْقِيْقٌ tarqiq – nipis
Ingat lagi tak perkongsian tentang sifat huruf? Hukum ini akan dikaitkan dengan sifat huruf isti’la dan istifal.
Nota : Sila Ke Sifat Huruf untuk penerangan selanjutnya.
Okay, bacaan tebal nipis ini akan melibatkan:
- Huruf isti’la (terangkat)
- Huruf istifal (merendah)
- Huruf alif
- Huruf lam
- Huruf ro
1. HURUF ISTI’LA TERANGKAT)
Bagi bacaan tebal, ia melibatkan semua huruf isti’la (terangkat).semua huruf isti’la (terangkat).
Isti’la (terangkat) adalah apabila dibunyikan dengan suara mengangkat pangkal lidah ke langit-langit yang menjadikan bunyi sebutannya tebal.
2. HURUF ISTIFAL (MENURUN)
BACAAN NIPIS (TARQIQ) تَرْقِيْقٌ
Selain dari 7 huruf isti’la ini, iaitu huruf istifal, ia perlu dibaca nipis (tarqiq).
. HURUF LAM
Huruf lam pada lafdzuljalalah (lafaz kalimah Allah).
Huruf lam bersifat istifal. Tetapi ada ketikanya ia perlu dibaca tebal.
BACAAN TEBAL (TAFKHIM) تَفْخِيْمُ
Jika sebelum kalimah lafdzuljalalah berbaris atas atau berbaris depan.
BACAAN NIPIS (TARQIQ) تَرْقِيْقٌ
Jika sebelum kalimah lafdzuljalalah berbaris bawah
5. HURUF RO
Huruf ro bersifat istifal tetapi ada ketikanya ia perlu dibaca tebal dan ada ketikanya ia diberi pilihan untuk dibaca tebal atau nipis.
.
1. BACAAN TEBAL (TAFKHIM) تَفْخِيْمُ
Bacan tebal – 6 keadaan
Bagi bacaan tebal, ia melibatkan semua huruf isti’la (terangkat).semua huruf isti’la (terangkat).
Isti’la (terangkat) adalah apabila dibunyikan dengan suara mengangkat pangkal lidah ke langit-langit yang menjadikan bunyi sebutannya tebal.
2. HURUF ISTIFAL (MENURUN)
BACAAN NIPIS (TARQIQ) تَرْقِيْقٌ
Selain dari 7 huruf isti’la ini, iaitu huruf istifal, ia perlu dibaca nipis (tarqiq).
3. HURUF ALIF (MAD)
Huruf alif bersifat istifal. Tetapi ada ketikanya ia perlu dibaca tebal.
BACAAN TEBAL (TAFKHIM) تَفْخِيْمُ
Huruf berbaris atas sebelum huruf mad (alif) adalah dari 7 huruf isti’la.
BACAAN NIPIS (TARQIQ) تَرْقِيْقٌ
Huruf berbaris atas sebelum huruf mad (alif) adalah dari huruf istifal (huruf selain isti’la)
Huruf alif bersifat istifal. Tetapi ada ketikanya ia perlu dibaca tebal.
BACAAN TEBAL (TAFKHIM) تَفْخِيْمُ
Huruf berbaris atas sebelum huruf mad (alif) adalah dari 7 huruf isti’la.
BACAAN NIPIS (TARQIQ) تَرْقِيْقٌ
Huruf berbaris atas sebelum huruf mad (alif) adalah dari huruf istifal (huruf selain isti’la)
. HURUF LAM
Huruf lam pada lafdzuljalalah (lafaz kalimah Allah).
Huruf lam bersifat istifal. Tetapi ada ketikanya ia perlu dibaca tebal.
BACAAN TEBAL (TAFKHIM) تَفْخِيْمُ
Jika sebelum kalimah lafdzuljalalah berbaris atas atau berbaris depan.
BACAAN NIPIS (TARQIQ) تَرْقِيْقٌ
Jika sebelum kalimah lafdzuljalalah berbaris bawah
5. HURUF RO
Huruf ro bersifat istifal tetapi ada ketikanya ia perlu dibaca tebal dan ada ketikanya ia diberi pilihan untuk dibaca tebal atau nipis.
1. BACAAN TEBAL (TAFKHIM) تَفْخِيْمُ
Bacan tebal – 6 keadaan
1. Huruf ro berbaris depan atau berbaris atas. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2. Huruf ro sukun dan sebelumnya terdapat huruf berbaris depan atau atas. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
3. Huruf ro ketika diwaqafkan dan sebelumnya terdapat huruf alif atau wau dan sebelumnya huruf berbaris depan atau atas. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
4. Huruf ro ketika waqaf dan sebelumnya terdapat huruf bertanda mati dan sebelumnya huruf berbaris depan atau atas. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
5. Huruf ro sukun dan sebelumnya hamzah wasal yang dikasrahkan (bukan asal) kerana sebelumnya terdapat huruf berbaris bawah. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
6. Huruf ro sukun dan sebelumnya huruf berbaris bawah, selepas huruf ro adalah huruf isti’la. Ia perlu berada dalam satu kalimah. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2. BACAAN NIPIS (TARQIQ) تَرْقِيْقٌ
|
3. HURUF RO BOLEH DIBACA NIPIS (TARQIQ) ATAU TEBAL (TAFKHIM) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Terdapat hanya 5 tempat di dalam Al Quran |
Friday, February 15, 2019
HUKUM MAD
HUKUM MAD
MAD ASLI
MAD FARI'I
Apa itu Mad ?
Mad bermaksud MENAMBAH. Ia berfungsi dengan memanjangkan suara ketika bertemu Huruf Mad atau Huruf Lin.
Huruf Mad :
Huruf mad ada TIGA kesemuanya iaitu Huruf Alif , Huruf Wau dan juga Huruf Ya dengan SYARAT :
- Alif dan huruf sebelumnya terdapat huruf yang berbaris atas.
- Wau dan huruf sebelumnya terdapat huruf berbaris depan.
- Ya dan huruf sebelumnya terdapat huruf berbaris bawah
Nota : Sila Ke Mad Asli untuk penerangan selanjutnya.
Huruf Lin :
Huruf lin ada DUA iaitu Huruf Wau dan Huruf Ya dengan SYARAT :
- Wau dan huruf sebelumnya berbaris atas.
- Ya dan huruf sebelumnya berbaris atas.
Nota : Sila Ke Mad Lin untuk penerangan selanjutny
Apa itu Harakat ?
Cara membaca mad bergantung kepada kadar harakatyang ditetapkan bermula dari 2 hingga 6 harakat.
1 harakat dikategorikan dalam bacaan tidak panjang . Manakala, bacaan panjang adalah bermula dari 2 sehingga 6 harakat.
Cara mengira harakat adalah dengan menggenggam jaridan melepaskannya. Jika 2 harakat, genggam 2 jari dan lepaskan. Namun begitu, cara untuk mengenggam dan melepaskan jari mestilah mengikut kadar kelajuan bacaan.
Kadar Kelajuan Bacaan :
Kadar kelajuan bacaan terdapat 3 jenis :
- Tahqiq – perlahan
Sangat teliti dalam menyempurnakan bacaan dengan menunaikan hak-hak huruf. Contoh bacaan qari / qariah. - Tadwir – lebih laju dari tahqiq
Bacaan pertengahan antara tadwir dan hadr serta masih tidak mengabaikan tajwid pada bacaan. - Hadr – laju
Bacaan cepat dan masih tidak mengabaikan tajwid pada bacaan. Contohnya bacaan penghafaz al-Quran dalam mengulang-ulang bacaan.
Nota : Jika anda membaca pada kadar tadwir anda perlulah genggam dan lepaskan jari mengikut kadar kelajuan tadwir tersebut. Maka bacaan mad anda akan jadi lebih cepat sedikit berbanding mereka yang membaca pada kadar tahqiq.
Jenis Mad :
Mad terbahagi kepada DUA jenis iaitu:
1. Mad Asli
- Mad yang BUKAN DISEBABKAN hamzah dan sukun.
- Kadar harakat adalah 2 sahaja.
- Asli – Asal
- Thobi’i – Semulajadi
2. Mad Far’i
- Mad tambahan yang DISEBABKAN oleh hamzah dan sukun.
- Kadar harakat adalah lebih dari 2 sehingga 6.
- Mad Far’i terbahagi kepada 13 jenis.
- Far’i – Tambahan / Cabang
MAD ASLI
Mad Asli turut dikenali dengan panggilan Mad Tobi’i.
Sebab Ia Terjadi :
Hukum ini melibatkan 3 huruf Mad iaitu Huruf Alif ( ا ) , Wau ( و ), dan Ya ( ي ). Dan ianya terjadi secara tobi’i (semulajadi) kerana 3 huruf itu sahaja TANPA DISEBABKAN oleh hamzah atau sukun.
Keterangan :
Mad | Menambah (ia berfungsi dengan memanjangkan suara ketika bertemu huruf mad) |
Asli | Asal |
Thobi’i | Semulajadi |
Istilah | Sesuatu yang tidak terikat dengan sebarang sebab samaada hamzah atau sukun |
Kenalpasti Tanda Mad Asli :
1 | Huruf mad yang TIADA baris
|
2 | Tanda huruf mad yang kecil iaitu huruf Alif ( ا ) , Wau ( و ), dan Ya ( ي ) |
Harakat :
Dibaca dengan 2 harakat
Dalam al-Quran terdapat dua jenis tanda bujur iaitu Tanda Bujur Serong dan Tanda Bujur Tegak.
Tanda Bujur Serong :
Ia hanya ada pada tulisan tetapi TIADA pada bacaan. Ia hanyalah huruf ziadah (tambahan) sahaja.
Tanda Bujur Tegak :
Hanya terdapat pada ENAM (6) perkataan dalam al-Quran, ia dikategorikan sebagai mad asli yang perlu dibaca dengan kadar 2 harakat HANYA APABILA DIWAQAFKAN. Pada bacaan wasal, ia diabaikan.
6 Baris Ayat Tanda Bujur Tegak Di Dalam Al-Quran :
Bagi setiap kalimah “ana” dalam Al-Quran. Tidak semestinya pada surah Al-Baqarah (2) : 258 sahaja.
MAD FARI'I
MAD WAJIB MUTTASIL
Sebab Ia Terjadi :
Mad Wajib Muttasil terjadi apabila huruf mad bertemu dengan hamzah dalam SATU perkataan.
Keterangan :
Mad | Menambah (ia berfungsi dengan memanjangkan suara ketika bertemu huruf mad) |
Wajib | Wajib |
Muttasil | Bersambung / berhubung |
Kenalpasti Tanda Mad Wajib Muttasil :
1 | Tanda panjang ∼ diikuti hamzah dalam SATU perkataan di mana hamzahnya tidak berada di atas huruf alif atau di bawah huruf alif. |
Harakat :
Dibaca dengan kadar harakat :
- Wasal : 4/5 harakat
- Waqaf : 6 harakat
MAD JAIZ MUNFASIL
Sebab Ia Terjadi :
Mad Jaiz Munfasil terjadi apabila huruf mad bertemu dengan hamzah dalam DUA perkataan.
Keterangan :
Mad | Menambah (ia berfungsi dengan memanjangkan suara ketika bertemu huruf mad) |
Jaiz | Harus |
Munfasil | Terpisah |
Kenalpasti Tanda Mad Jaiz Munfasil :
1 | Tanda panjang ini ∼ diikuti hamzah dalam DUA perkataan di mana hamzahnya berada di atas huruf alif atau di bawah huruf alif. |
Harakat :
Dibaca dengan kadar harakat :
- Wasal : 4/5 harakat
- Waqaf : 2 harakat (kembali menjadi mad asli apabila diwaqafkan pada huruf mad)
MAD SILAH QOSIROH
Sebab Ia Terjadi :
Mad silah qosiroh berlaku pada keadaan wasal sahaja. Mad ini berlaku pada huruf ha domir (ganti nama) dimana ia terletak diantara 2 huruf yang berbaris dan tiada hamzah selepasnya.
Ha domir – Huruf Ha simpul yang merujuk kepada ganti nama diri ketiga dan merujuk kepada muzakkar.
Keterangan :
Mad | Menambah (ia berfungsi dengan memanjangkan suara ketika bertemu huruf mad) |
Silah | Sambung |
Qosiroh | Pendek |
Sughra | Kecil (kerana tiada hamzah selepasnya dan kadar harakat 2 sahaja) |
Kenalpasti Tanda Mad Qosiroh:
1 | Tanda wau kecil selepas ha berbaris dhommah. |
2 | Tanda yaa kecil selepas ha berbaris kasrah. |
Harakat :
Dibaca dengan kadar harakat :
- Wasal : 2 harakat
- Waqaf : Tidak panjang
MAD SILAH TOWILAH
Ia juga dikenali dengan Mad Silah Kubra.
Sebab Ia Terjadi :
Mad silah towilah berlaku pada keadaan wasal sahaja.
Mad ini berlaku pada huruf ha domir (ganti nama) dimana ia terletak diantara 2 huruf yang berbaris dan ada hamzah selepasnya.
Ia juga adalah sebahagian dari mad munfasil pada asalnya kerana ha simpul ini bertemu dengan hamzah dalam dua perkataan.
Ha domir – Huruf Ha simpul yang merujuk kepada ganti nama diri ketiga dan merujuk kepada muzakkar.
Keterangan :
Mad | Menambah (ia berfungsi dengan memanjangkan suara ketika bertemu huruf mad) |
Silah | Sambung |
Towilah | Panjang |
Kubra | Besar (kerana terdapat hamzah selepasnya dan kadar harakat melebihi 2) |
Kenalpasti Tanda Mad Silah Towilah :
1 | Tanda wau kecil selepas haa berbaris dhommah bersama tanda panjang diatasnya dan selepasnya adalah hamzah. |
2 | Tanda yaa kecil selepas haa berbaris kasrah bersama tanda panjang diatasnya dan selepasnya adalah hamzah. |
Harakat :
Kadar 4/5 harakat (sama seperti mad munfasil) ketika wasal sahaja.
MAD ARIDH LISSUKUN
Sebab Ia Terjadi :
Mad Aridh Lissukun ini terjadi disebabkan adanya sukun yang didatangkan apabila diwaqafkan.
Keterangan :
Mad | Menambah (ia berfungsi dengan memanjangkan suara ketika bertemu huruf mad) |
Aridh | Mendatang |
Lissukun | Kerana Sukun |
Kenalpasti Tanda Mad Aridh Lissukun :
1 | Terdapat huruf mad diakhir perkataan yang ingin diwaqafkan. |
Harakat :
Dibaca dengan kadar harakat :
- Waqaf : 2/4/6 harakat
Perhatikan pada tulisan bewarna hijau “alaalamiiiin”. Jika bacaan diwaqafkan, ia boleh dipanjangkan samaada 2/4/6 harakat. Jika ia diwasalkan, ia akan dibaca dengan 2 harakat sama dengan kadar harakat mad asli. “alaalamiinnarhmaan”
MAD LIN
Sebab Ia Terjadi :
Adalah ketika mewaqafkan bacaan, huruf yang terakhir disukunkan.
Keterangan :
Mad | Menambah (ia berfungsi dengan memanjangkan suara ketika bertemu huruf mad) |
Lin | Lembut |
Huruf Lin :
Huruf lin adalah (wau dan ya) dan SYARAT mad lin pula adalah apabila huruf sebelumnya berbaris atas TETAPI bacaan hanya boleh dipanjangkan pada huruf lin ini ketika WAQAF SAHAJA, manakala pada bacaan wasal ia dibaca dengan bacaan tidak panjang.
Kenalpasti Tanda Mad Lin :
1 | Wau dan huruf sebelumnya berbaris atas. |
2 | Ya dan huruf sebelumnya berbaris atas. |
Harakat :
Dibaca dengan 2/4/6 harakat .
MAD BADAL
Sebab Ia Terjadi :
Apabila huruf hamzah bertemu huruf mad dalam SATUperkataan. Pada asalnya, terdapat 2 hamzah dalam satu perkataan. Hamzah pertama berbaris dan hamzah kedua sukun. Disebabkan itu hamzah kedua ditukar kepada huruf mad berpandukan baris pada hamzah yang pertama.
Keterangan :
Mad | Menambah (ia berfungsi dengan memanjangkan suara ketika bertemu huruf mad) |
Badal | Tukar |
Kenalpasti Tanda Mad Badal :
1 | Huruf mad alif, wau dan ya dan didahului dengan hamzah. |
Harakat :
Dibaca dengan 2 harakat
MAD FARQ
Sebab Ia Terjadi :
Bagi membezakan hamzah istifham yang bermaksud pertanyaan (adakah) dimana hanya terdapat 3 perkataan sahaja bagi hukum ini di dalam al-Quran.
Ia juga adalah sebahagian Mad Lazim Kalimi Musaqqal dan Mad Lazim Kalimi Mukhaffaf.
Keterangan :
Mad | Menambah (ia berfungsi dengan memanjangkan suara ketika bertemu huruf mad) |
Farqi | Membezakan |
Kenalpasti Tanda Mad Farq’i :
1 | Hamzah istifham di hadapan perkataan dan huruf mad selepasnya bertanda panjang. |
Harakat :
Dibaca dengan 6 harakat
MAD LAZIM HARFI
Sebab Ia Terjadi :
Mad Lazim Harfi terjadi apabila huruf mad Asli bertemu sukun pada huruf-huruf Muqotho’ah. (huruf yang tiada baris)
Huruf Muqotho’ah الْمُقَطَّعَةُ – Terletak pada awal surah tertentu.
Kaedah mengenalpasti cara membaca huruf muqotho’ah ini adalah dari ejaan asal huruf tersebut. Sila rujuk ejaan huruf hijaiyah.
Keterangan :
Mad | Menambah (ia berfungsi dengan memanjangkan suara ketika bertemu huruf mad) |
Lazim | Lazim (kemestian memanjangkan mad dengan 6 harakat) |
Harfi | Huruf |
Mukhaffaf | Ringan (tiada idgham) – Huruf mad bertemu dengan sukun asli dalam satu huruf tanpa idgham. |
Musaqqal | Berat (terdapat idgham) – Huruf mad bertemu dengan sukun asli dalam satu huruf beserta idgham. |
Hukum ini boleh dikenalpasti melalui 3 kategori ini :
- Tiada Mad – Huruf Alif
- Mad Asli – Terdapat 5 huruf muqotho’ah yang dibaca dengan fathah dan dipanjangkan 2 harakat kerana terdapat huruf alif (huruf mad) pada ejaannya. Mnemonik : Haya Thoharo (حَيَ طَهَرَ (ح ي ط ه ر
- Mad Lazim – Terdapat 8 huruf muqotho’ah yang ditandakan dengan tanda panjang dan dibaca dengan 6 harakat. Mnemonik: Naqoso ‘Asalukum (نَقَصَ عَسَلُكُم (ن ق ص ع س ل ك م
Huruf ‘ain pada permulaan
- Maryam (19) – كھیعص
- Ash-Shura (42) -( حمٓ (١) عٓسٓقٓ (٢
harus dibaca dengan kadar 4 dan 6 harakat melalui tariq As-Syatibi
Contoh 1
Sila rujuk ejaan huruf hijaiyah.
- Huruf alif tiada mad (kategori 1). Ia hanya perlu dilafaz sebagai “alif” sahaja.
- Huruf Lam – Mad Lazim Harfi Musaqqal (kategori 3). Ia perlu dibaca panjang 6 harakat.
- Huruf Mim – Mad Lazim Harfi Musaqqal (kategori 3). Ia perlu dibaca panjang 6 harakat.
Perhatikan ejaan lam dan mim. Diakhir ejaan huruf lam terdapat mim dan di awal huruf mim terdapat huruf mim. Maka apabila mim bertemua mim (idgham mutamathilain-mim pertama sukun, mim kedua berbaris), hukumnya sama seperti idgham syafawi yang perlu didengungkan 2 harakat. Disebabkan itu juga ia digelar musaqqal.
Contoh 2
Sila rujuk ejaan huruf hijaiyah.
Jika tiada tanda panjang di atas huruf tersebut, ia bukanlah mad lazim.
- Huruf Tho – Mad Asli (kategori 2). Ia perlu dibaca panjang 2 harakat.
- Huruf Ha – Mad Asli (kategori 2). Ia perlu dibaca panjang 2 harakat.
Contoh 3
Sila rujuk ejaan huruf hijaiyah.
- Huruf Kaf – Mad Lazim Harfi Mukhoffaf (kategori 3). Ia perlu dipanjangkan 6 harakat.
- Huruf Ha – Mad Asli (kategori 2). Ia perlu dipanjangkan 2 harakat.
- Huruf Ya – Mad Asli (kategori 2). Ia perlu dipanjangkan 2 harakat.
- Huruf ‘Ain – Mad Lazim Harfi Mukhoffaf (kategori 3). Ia harus dibaca panjang samaada 4 atau 6 harakat.
- Huruf Sod – Mad Lazim Harfi Mukhoffaf (kategori 3). Ia perlu dipanjangkan 6 harakat.
Perhatikan pertemuan ejaan huruf ‘ain dan sod. Ia perlu dibaca ikhfa’ 2 harakat.
MAD LAZIM KALIMI MUKHAFFAF
Sebab Ia Terjadi :
Huruf mad bertemu dengan sukun asli tanpa idgham.
Keterangan :
Mad | Menambah (ia berfungsi dengan memanjangkan suara ketika bertemu huruf mad) |
Lazim | Lazim (kemestian memanjangkan mad dengan 6 harakat) |
Kalimi | Kalimah (dalam satu perkataan) |
Mukhaffaf | Ringan (tiada idgham) |
Kenalpasti Tanda Mad Lazim Kalimi Mukhaffaf :
1 | Huruf mad bertemu dengan sukun asli tanpa idgham. Di atas huruf mad terdapat tanda panjang. Ia terdapat pada 2 tempat sahaja. |
Harakat :
Dibaca dengan 6 harakat
MAD LAZIM KALIMI MUSAQQAL
Sebab Ia Terjadi :
Huruf mad bertemu dengan sukun asli dalam satu perkataan beserta dengan idgham. Di atas huruf mad terdapat tanda panjang.
Keterangan :
Mad | Menambah (ia berfungsi dengan memanjangkan suara ketika bertemu huruf mad) |
Lazim | Lazim (kemestian memanjangkan mad dengan 6 harakat) |
Kalimi | Kalimah (dalam satu perkataan) |
Musaqqal | Berat (terdapat idgham) |
Kenalpasti Tanda Mad Lazim Kalimi Musaqqal :
1 | Huruf mad bertemu dengan sukun asli pada huruf pertama, kemudian huruf pertama digabungkan kedalam huruf kedua. (idgham mutamathilain) |
Harakat :
Dibaca dengan 6 harakat
MAD TAMKIN
Ia juga dikategorikan sebagai mad asli melalui tanda mad yang terdapat pada kalimah tersebut dan cara membacanya juga sama seperti mad asli.
Sebab Ia Terjadi :
Ia terjadi apabila terdapat 3 yaa di dalam satu kalimah.
Keterangan :
Mad | Menambah (ia berfungsi dengan memanjangkan suara ketika bertemu huruf mad) |
Tamkin | Menetapkan |
Kenalpasti Tanda Mad Tamkin:
1 | Terdapat dua huruf Yaa didalam 1 kalimah di mana :
|
Harakat :
Dibaca dengan 2 harakat
MAD IWADH
Sebab Ia Terjadi :
Mad ini terjadi apabila ia dibaca dengan 2 harakat sebagai GANTI pada kalimah yang berakhir dengan baris dua diatas / fathatain ketika ia DIWAQAFKAN.
Keterangan :
Mad | Menambah (ia berfungsi dengan memanjangkan suara ketika bertemu huruf mad) |
Iwadh | Ganti |
Kenalpasti Tanda Mad Iwadh:
1 | Kalimah yang berakhir dengan baris dua diatas /fathatain SAHAJA dan ia bukanlah huruf taa marbutah. |
Harakat :
Dibaca dengan 2 harakat
Note : sumber dari jomtajwid
Subscribe to:
Posts (Atom)